Bekerja di rumah atau dikenal dengan istilah work from home (WFH) menjadi opsi para pekerja kantoran untuk tetap dapat menunaikan tugasnya. Selain itu sekaligus sebagai cara untuk memutus penyebaran virus corona atau Covid-19.
Layaknya bekerja di kantor, para pekerja tetap diwajibkan untuk mengikuti rapat baik itu dengan atasan atapun bersama rekan satu divisi. Adanya kewajiban untuk rapat meski di rumah saja membuat aplikasi rapat online atau rapat virtual menjadi sesuatu yang sangat penting.
Salah satu aplikasi untuk menunjang rapat online di masa pandemi seperti saat ini adalah, Zoom. Aplikasi milik perusahaan Zoom Video Communications ini telah diunduh lebih dari 100 juta pengguna pada Mei 2020.
Baru-baru ini, Zoom Video Communications dikabarkan segera meluncurkan paket berbayar kepada penggunanya. Seperti dilansir dari Reuters, Rabu (8/7/2020), paket Zoom Phone ditawarkan dengan harga 5,99 dolar AS dan 60 dolar AS per bulan.
Untuk biaya layanan perangkat keras Zoom Rooms berada di kisaran 75 dolar AS atau bila di masukan dalam kurs Rupiah senilai Rp1,1 juta hingga 200 dolar AS (Rp2,9 juta) per bulannya.
Untuk meningkatkan layanan serta menjaga loyalitas pengguna, Zoom juga telah bermitra dengan produsen perangkat keras pihak ketiga, seperti DTEN, Neat, Poly dan Yealink untuk perangkat ponsel dan ruang rapat.
Dikutip dari Kompas.com, awal Juni lalu Zoom menyinggung soal fitur keamanan. Zoom menegaskan fitur kemanan enskripsi end-to-end hanya akan didapatkan oleh pengguna berbayar.
Namun tidak berapa lama elalui blog resminya, CEO Zoom, Eric S. Yuan mengatakan bahwa fitur keamanan tersebut juga akan diberikan kepada semua pengguna. Termasuk bagi pengguna zoom yang menafaatkan layanan gratis.