
Seperti yang kita tahu satu hari sama dengan 24 jam. Ini Karena dipengaruhi oleh rotasi bumi. Namun tahukah jika pernah dalam satu kali kesempatan, satu hari ternyata tidak 24 jam. Kenapa? Karena perputaran bumi melambat 23 menit atau hampir setengah jam!
Dilansir dari Cosmos Magazine seperti dikutip dari voi.id, keterlambatan tersebut berdasarkan hasil penelitian para ahli.
Para ahli meneliti dan menemukan hasil setelah mempelajari pita pertumbuhan dalam fosil moluska atau kerang yang hidup sebelum dinosaurus punah. Hasilnya para ilmuwan meyakini jika setiap lapisan pada cangkang kerang itu mewakili satu lapisan waktu.
“Sedikit sebanding dengan cincin pohon,” ungkap Niels de Winter, seorang ahli paleoklimatologi di Vrije Universiteit Brussel, Belgia.
Sebagai perbandingan pada cincin pohon menjadi salah satu cara untuk mengukur usia tanaman yang tumbuh dalam satu masa waktu.
Para tim peneliti pun kemudian memeriksa komposisi terkecil dalam skala mikron untuk mengetahui usia dari cangkang itu.
“Ini memungkinan kita untuk mengukur bagaimana komposisi kerang berubah selama periode waktu yang singkat dan belajar tentang perubahan yang sangat cepat di lingkungan cangkang itu. Dari itu kita bisa menghitung jumlah hari dalam satu tahun, karena kita juga bisa melihat siklus musiman,” imbuh de Winter.
Dari penelitian tersebut, mereka menemukan bahwa 70 juta tahun lalu, ada 372 hari dalam setahun. Bukan 365 dan seperempat hari seperti saat ini. Dengan demikian, ada perbedaan 23 menit per hari pada saat itu.
Berdasarkan temuan ini, tidak hanya membantu menjelaskan kondisi iklim pada zaman purba. Tetapi juga evolusi astronomi dari Bulan, yang pergerakannya secara perlahan menjauhi Bumi.
Badan Antariksa NASA telah mengukur tingkat di mana Bulan menyusut 3,8 sentimeter per tahun. Akan tetapi, hal itu tidak selalu terjadi.