Tren bersepeda semakin digemari akhir-akhir ini. Tidak hanya di kota besar seperti Jakarta, bersepeda di masa pandemi seperti saat ini juga telah mewabah di hingga ke daerah.
Dari pantauan Tapak.id, pesepeda nampak di beberapa ruas jalan di Kota Solok, Sumatera Barat. Umumnya mereka adalah anak muda. Beragam sepeda yang tengah hits saat ini. Salah satunya Brompton.
Ketenaran sepeda Brompton membuat masyarakat Indonesia berburu hingga ke luar negeri. Baru-baru ini di media sosial beredar postingan salah seorang warga negara asing yang mempertanyakan fenomena borong Brompton di yang dilakukan orang Indonesia.
Dalam postingan di salah satu grup komunitas pecinta sepeda Brompton tersebut, seorang warga negara asing mengaku heran dengan masyarakat Indonesia yang memborong sepeda Brompton di negeranya.
Bahkan ia dalam postingannya bercerita salah seorang rekannya meminta bantuan untuk dicarikan 15 sepeda Brompton. Sepeda tersebut akan dijual ke salah seorang warga Indonesia. Menariknya, berapapun dollar harganya akan tetap dibeli!
Si pengunggah postingan tersebut juga baru menjual sepeda Bromptonnya seharga 4000 Dollar AS atau jika dirupiahkan senilai Rp58.264.000,-! Angka yang cukup fantastis di tengah krisis ekonomi akibat pandemi ini.
Sementara beredar juga postingan foto sepeda Brompton yang dilipat dan dimasukan ke dalam peti kayu. Di foto tersebut tertulis keterangan,”beli Brompton online di semua toko di Jerman ditutup. Karena banyak orang +62 yang borong.
Dikutip dari JDNews, Brompton merupakan pabrikan sepeda lipat dan aksesori yang berbasis di Greenford, London, Inggris. Andrew Ritchie, pendiri Brompton, mulai merancang sepeda ini pada tahun 1975 di apartemennya di Brompton Oratory, London.
Desain sepeda Brompton pertama kali diperkenalkan tahun 1977 dan masih terlihat kaku, tapi dapat rapih terlipat dalam ukuran yang kecil. Ini adalah sebuah kemajuan yang pesat dalam industri sepeda lipat.
Sejak saat itu sepeda Brompton mulai dikenal sebagai salah satu pelopor sepeda lipat terbaik di dunia.