Berbicara tentang suku, budaya, dan tradisi, Indonesia merupakan sebuah wilayah yang sangat kaya akan hal-hal tersebut. Setiap wilayah di Indonesia memiliki budaya yang berbeda-beda. Tiap kebudayaan tersebut memiliki keunikan sendiri.
Salah satu hal yang menjadi highlight kebudayaan adalah tradisi pernikahan. Beberapa upacara pernikahan di Indonesia memiliki kekhasan tersendiri. Misal, pernikahan pada Suku Batak dengan adat sinamot-nya, pernikahan pada Suku Minang yang bersifat matrilinear, dan berbagai upacara pernikahan lainnya.
Di daerah Kalimantan, ada sebuah suku yang memiliki beberapa keunikan dalam upacara pernikahannya. Suku ini dinamakan Suku Tidung.
Suku Tidung merupakan suku yang sebagian besar mendiami Pulau Tarakan, Kalimantan Utara. Walaupun demikian, sebagian dari mereka juga mendiami beberapa wilayah di Sabah, Malaysia.
Dibanding suku-suku lain di Indonesia, jumlah Suku Tidung memang tidak sebanyak jumlah suku lain di Indonesia, seperti Jawa, Sunda, Batak, dan sebagainya. Jumlah mereka hanya sekitar 250 ribu jiwa. Walaupun demikian, mereka terus melestarikan tradisi yang ada.
Penasaran dengan tradisinya? Yuk, baca artikel di bawah ini!
Pengantin wanita tidak bisa meninggalkan rumah
Salah satu tradisi yang terkenal dari Suku Tidung adalah tradisi pernikahannya.
Sebelum masyarakat Suku Tidung memberlangsungkan pernikahan, mereka bertunangan terlebih dahulu. Pada waktu antara tunangan dengan upacara pernikahan, calon pengantin perempuan tidak diizinkan keluar melewati batas rumah.
Pengantin pria tidak boleh datang terlambat
Datang terlambat dalam upacara pernikahan sendiri mungkin merupakan suatu hal yang biasa bagi kita. Baik pengantin pria maupun pengantin wanita, jika datang terlambat, biasanya dimaklumi saja.
Hal ini berbeda dengan aturan yang ditetapkan oleh Suku Tidung, di mana pengantin pria diharuskan datang tepat waktu. Apabila ia datang terlambat, ia akan dikenakan denda berupa perhiasan.
Pengantin pria tidak boleh melihat wajah pengantin wanita
Dalam adat pernikahan di Suku Tidung, pengantin tidak diperbolehkan melihat wajah pengantin wanita. Untuk melihat wajah calon istrinya, ia harus selesai menyanyikan beberapa lagu cinta terlebih dahulu. Oleh karena itu, pengantin pria diharuskan fasih bernyanyi.
Sebelum lagu selesai, kedua pengantin dipisahkan oleh sebuah tirai. Setelah pengantin pria selesai menyanyi, tirai tersebut dapat dinaikkan sehingga mereka dapat saling berpandangan di mimbar pengantin.
Kedua pengantin tidak diperbolehkan buang air besar
Ini adalah tradisi dalam rangkaian pernikahan Suku Tidung yang sangat populer dan kerap dianggap aneh karena terkesan menyiksa. Bagaimana tidak, selama tiga hari setelah upacara pernikahan digelar, pengantin pria dan wanita tidak diperbolehkan buang air besar.
Jika mereka ingin buang air besar, mereka harus menahannya. Untuk menghindari keinginan buang air besar, mereka hanya makan dan minum sedikit.
Meskipun kedua pengantin baru sudah punya rumah sendiri, selama tiga hari biasanya ada orang yang ‘menjagai’ mereka untuk memastikan tradisi menahan buang air besar tersebut berjalan dengan baik.
Nah, itu dia beberapa tradisi pernikahan yang unik pada Suku Tidung. Tradisi tersebut masih dijaga dan diberlakukan hingga saat ini.