20.4 C
Indonesia
Saturday, September 23, 2023
spot_img

Sigeh Penguten, Tarian Menyambut Tamu Dari Lampung

Seni tari merupakan salah satu aplikasi budaya suatu masyarakat yang sarat akan simbol. Pada umumnya simbol tersebut memiliki makna tertentu yang disampaikan melalui gerakan-gerakan yang ditampilkan.

Begitu pula dengan Tari Sigeh Penguten yang berasal dari Lampung. Tarian yang merupakan pengembangan dari Tari Sembah ini juga termasuk dalam seni tari asli khas masyarakat Lampung yang dibawakan sebagai bentuk penyambutan terhadap tamu.

Pada awalnya tari Sigeh Penguten dikenal dengan nama tari Melinting dan tari Sembah, namun baik tari Melinting maupun tari Sembah telah dikukuhkan namanya menjadi tari Sigeh Penguten hingga sekarang. Dalam tarian ini, terdapat pula nilai-nilai yang merupakan perpaduan budaya antara kedua suku di Lampung yakni Pepadun dan Saibatin.

Dikutip dari buku Tari Lampung Karya Dwiyana Hapsary dan Indra Bulan (2016), Menghidangkan (menjamu) tamu adalah suatu keharusan bagi masyarakat Lampung. Karena, membuat tamu senang dan merasa puas dengan suguhan yang dihidangkan oleh tuan rumah adalah hal penting bagi mereka.

Masyarakat Lampung juga memiliki falsafah hidup yaitu nemui nyimah (sikap pemurah, terbuka tangan, dan suka memberi) dan nengah nyappur (suka berinteraksi dan bergaul), sehingga dari gambaran perilaku inilah kemudian dituangkan ke dalam tari Sigeh Penguten.

Melalui Peraturan Daerah, tarian ini akhirnya diresmikan sebagai tarian Lampung dalam penyambutan tamu penting yang datang ke provinsi tersebut. Selain berfungsi untuk menyambut tamu dan membuka suatu acara, tari Sigeh Penguten juga dapat dikatakan sebagai identitas dari masyarakat Lampung.

Para penari yang membawakan tarian ini, mengekspresikan kegembiraan sebagai suatu bentuk penyambutan terhadap tamu melalui rangkaian gerakan yang luwes, ramah, dan penuh kehangatan.

Tarian Sigeh Penguten biasanya diiringan “Talo Balak”, yaitu seperangkat alat musik tradisional Lampung yang terdiri dari lima instrumen seperti Kulintang, Khujih, Tawa-tawa, Kendang/Rebana, dan Goong.

Dalam penampilan tari Sigeh Penguten, penari umumnya membawa beberapa properti seperti Tepak (sebuah kotak yang terbuat dari kuningan), daun sirih, gambir, tembakau, pinang, dan kapur sirih. Sedangkan untuk kostum atau busananya sendiri, para penari biasanya mengenakan,

Sesapur yaitu baju kurung bewarna putih atau baju yang tidak berangkai pada sisinya, namun pada sisi bagian bawah terdapat hiasan berbentuk koin berwarna perak atau emas yaitu rumbai ringgit yang dipasang secara mengantung (berangkai).

Kain Tapis (kain tenun tradisional Lampung yang terbuat dari bahan katun bersulam emas dengan motif tumpal atau pucuk rebung). Kain ini biasa digunakan sebagai baju bawahan para penari.

Selain Sesapur dan Kain Tapis, para penari juga mengenakan Siger (Mahkota), Tanggai (berbentuk kerucut yang menyerupai seperti kuku dan bewarna emas), Gelang Rujih, Kalung Papan Jajar, Gelang Burung, Gaharu (perhiasan yang dipakai di kepala penari atau lebih tepatnya di atas sanggul malang), Penekan (dipakai di dahi sebelum memakai siger), Kalung Buah Jukum, dan Anting Giwir.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

20,753FansSuka
3,868PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Articles