30.4 C
Indonesia
Saturday, September 23, 2023
spot_img

Sempat Dikira Hilang, Ini Perjalanan Naskah Teks Proklamasi Lintasi Zaman

Setelah dijajah selama ratusan tahun, Indonesia pada 17 Agustus 1945 memproklamirkan kemerdekaannya. Salah satu bukti dari peristiwa bersejarah bagi bangsa ini adalah naskah teks proklamasi.

Perumusan naskah ini tidak sembarangan. Hingga dini hari, Ir.Soekarno, Mohammad Hatta dan Ahmad Soebardjo merumuskan naskah proklamasi yang isinya dapat merangkul seluruh rakyat Indonesia yang majemuk.

Pada malam hari tanggal 16 Agustus 1945, di ruang makan rumah perwira Jepang, Laksamana Tadashi Maeda dirumuskan naskah teks proklamasi kemerdekaan. Maeda sebagai tuan rumah undur diri. Ia memilih berdiam di lantai dua saat peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia tersebut.

Menurut Soebardjo, di ruang makan rumah Laksamana Maeda menjelang tengah malam, rumusan teks Proklamasi disusun. Sukarno menuliskan konsep proklamasi pada secarik kertas. Hatta dan Ahmad Soebardjo menyumbangkan pikirannya secara lisan dan mendiktekannya.

Usai konsep terbentuk, Soekarno lalu meminta Sayuti Melik untuk mengetik konsep tersebut menjadi naskah teks proklamasi. Ditemani B.M. Diah, Sayuti Melik mengetik naskah tersebut. Sambil mengetik, ia mencoret beberapa kata yang dianggapnya tidak sesuai.

“Saya berani mengubah ejaan itu adalah karena saya dulu pernah sekolah guru, jadi kalau soal ejaan bahasa Indonesia saya merasa lebih mengetahui daripada Bung Karno,” kata Sayuti Melik seperti tertera dalam informasi di laman Historia.id.

Dia mengetik naskah proklamasi dengan perubahan: “tempoh” menjadi “tempo”, kalimat “wakil-wakil bangsa Indonesia” diganti “atas nama Bangsa Indonesia” dengan menambahkan nama “Soekarno-Hatta” serta “Djakarta, 17-8-05” menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05”. Angka tahun 05 adalah singkatan dari 2605 tahun showa Jepang, yang sama dengan tahun 1945 masehi.

Usai diserahkan ke Bung Karno, naskah asli yang berupa tulisan tangan Bung Karno tergeletak di meja tempat Sayuti Melik mengetik. B.M.Diah yang sadar bahwa naskah tersebut berharga dan penting lalu memasukannya ke dalam saku.

Padahal saat itu, Sayuti Melik mengira teks asli proklamasi hilang dan bahkan terbuang. B.M. Diah baru menyerahkan naskah konsep proklamasi tulisan tangan Sukarno itu kepada Presiden Soeharto pada 1992.

Dimana dan Kondisi Naskah Asli Proklamasi Indonesia

Usai Diserahkan kepada Presiden Soeharto, di tahun yang sama naskah tersebut disimpan di museum Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).

Naskah yang ditulis pada selembar kertas berwarna putih dari blocknote dengan ukuran panjang 25,8 cm, lebar 21,3 cm, dan tebal 0,5 mm yang berisi tulisan tangan presiden Soekarno disimpan dalam kantong plastik kedap udara dan disimpan dalam brankas di ruang bertempratur suhu khusus.

Secara keseluruhan naskah tersebut dalam kondisi baik meski terdapat beberapa kerusakan di sejumlah bagian. Ada 15 lubang di bagian tengah kertas, bercak kecoklatan yang disebabkan reaksi kimia bahan perekat pada cellotape (selotip) yang mengering. Meski demikian tulisan masih dapat dibaca dengan jelas.

Rencananya, pada upacara peringatan hari kemeredekaan ke-75 Republik Indonesia, Senin (17/8/2020), naskah proklamasi tulisan tangan presiden pertama Indonesia, Soekarno akan ditampilkan di Istana Negara.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

20,753FansSuka
3,868PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Articles