20.4 C
Indonesia
Sunday, October 1, 2023
spot_img

Sejarah Pendidikan Perempuan di Siak Sri Indrapura

Sejak dahulu pendidikan merupakan hal yang sangat diperlukan bagi seluruh perempuan agar menjadi sosok individu yang cerdas, kreatif, berpengetahuan luas, dan inovatif. Dengan adanya pendidikan, maka perempuan dapat menjadi ibu terbaik bagi keluarganya, anaknya, dan lingkungan sekitarnya. Faktor inilah, yang melahirkan sebuah tokoh emansipasi dari Riau, bernama Tengku Agung Sultana Latifah, Ratu Kerajaan Siak Sri Indrapura.

[quads id=RndAds]

Ahmad Yusuf (1992) mengungkapkan bahwa, saat itu beliau mendirikan sekolah untuk Perempuan di Siak bersama suaminya, Tengku Sultan Syarif Kasim II, pada tahun 1927. Sekolah yang didirikan atas kerja kerasnya tersebut bernama Latifah School. Ini tentu saja menjadi kabar yang luar biasa bagi seluruh Perempuan di Siak. Ibaratnya, keberadaan dari sekolah Latifah School, memberikan secercah cahaya baru bagi mereka untuk berkembang dan maju.

Tengku Agung Sultana Latifah ingin sekali mendirikan Latifah School, karena termotivasi dengan pendidikan perempuan yang telah maju di kota Tanjungpura, Medan, saat beliau melakukan kunjungan pemerintahan dengan suami tercinta. Disana, beliau melihat, ada banyak sekali wanita yang memiliki jenjang karir yang jelas, cerdas, dan bisa balistung (baca, menulis, dan berhitung). Inilah, yang kemudian membuat hati beliau termotivasi bahwa perempuan Siak harus bisa.

Dengan adanya Latifah School, Tengku Agung Sultana Latifah tidak ingin jika wanita di Siak hanya berpikiran mundur dan cukup menjadi  ibu rumah tangga sejati, yang hanya bekerja membantu suami di Ladang, mengasuh anak, memasak, mencuci, dan selalu berada dibawah kodrat seorang pria. Beliau memiliki harapan besar, dengan bersekolah dan belajar maka wanita di Siak bisa menghasilkan karya luar biasa, seperti menciptakan kain tenun songket yang indah lalu dijual.

Dengan semangat yang sangat luar biasa, beliau akhirnya bisa menghipnotis seluruh para tamu dari luar negeri yang datang ke Siak, salah satunya bangsawan Belanda untuk mendukung niatnya tersebut. Akhirnya, harapan itu terwujud, dan Latifah School berhasil mendapatkan pengakuan oleh negara Belanda dan negara luar negeri lainnya, sebagai sekolah yang berkembang sangat pesat di Riau.

Walaupun ini merupakan sekolah  formal dan khusus untuk perempuan, namun beliau tidak pernah lupa dengan nilai-nilai agama Islam dan budaya Melayu yang ada di Kerajaan. Sehingga, sekolah Latifah School juga mengajarkan pentingnya membaca Alquran. Siswa yang bersekolah di Latifah School, tidak hanya anak-anak yang tinggal di Siak saja, tapi juga dari luar daerah. Sehingga, Pemerintah Kerajaan mendirikan  asrama untuk siswa dari luar daerah.

Mata pelajaran yang diberikan kepada siswa yang ada di Latifah School, juga meliputi tentang ilmu keterampilan pekerjaan tangan (handwerken) dan mengurus rumah tangga (huishoden). Namun, yang unik dari Sekolah ini adalah, siswa juga diajarkan bahasa Belanda. Tujuannya adalah, agar siswa tidak begitu kaku dalam menjalin komunikasi, serta dapat belajar banyak hal dengan orang Belanda yang tinggal di Siak. Oh ya, saat itu kerajaan Siak Sri Indrapura sangat maju.

Bisa dikatakan kerajaan ini kaya raya, dan membuat semua bangsawan dari negara lain, salah satunya Belanda sangat segan dan menghormati Kerajaan ini. Itulah sebabnya, di masa pemerintahan Sultan Syarif Kasim, Belanda dan kerajaan Siak Sri Indrapura bahkan sampai menjalin sebuah persahabatan yang cukup kuat dan hangat. Ada banyak sekali hadiah yang diberikan oleh Ratu Wihelmina kepada Sultan Syarif Kasim II. Contohnya, mahkota berlian bertahta emas kerajaan.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

20,753FansSuka
3,876PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Articles