Sebuah rumah di Kampung Kali Jaya RT 001/09 Desa Rengasdengklok Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang tampak seperti rumah di pinggiran kota pada umumnya. Terbuat dari dinding papan jati dan beratapkan genting bata berwarna merah.
Namun rumah tersebut akan selalu terkenang dalam perjalanan sejarah kemerdekaan Indonesia. Di rumah itulah dwitunggal Soekarno dan Mohammad Hatta diboyong oleh sejumlah pemuda. Keduanya didesak untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.
Diketahui rumah bersejarah Rengasdengklok adalah milik Djiaw Kie Siong. Seorang petani keturunan Tionghoa yang lahir di Karawang pada tahun 1880. Alasan pemilihan rumah Djiauw Kie Siong sebagai tempat persinggahan Bung Karno dan Bung Hatta karena kondisi rumah yang tidak mencolok.
Kompas.com dalam artikelnya menyebut rencana awal yang disusun, Soekarno dan Hatta seharusnya berkumpul di markas PETA. Namun karena dirasa terlalu mencolok, akhirnya dipilihlah rumah Djiauw Kie Siong yang memiliki pekarangan luas dan tanaman rimbun.
Sebelum akhir hayatnya, Djiauw Kie Siong pernah berwasiat, keluarga yang menempati rumah bersejarah Rengasdengklok harus bersabar. Tak dibolehkan meminta apapun kepada pihak manapun apalagi sampai merengek.
Bahkan dirinya mengatakan siapa yang meninggali rumah itu harus rela setiap hari menunggui rumah itu demi memberi pelayanan terbaik kepada para tamu yang ingin mengetahui sejarah perjuangan bangsa.
Rumah bersejarah Rengasdegklok di Karawang kini telah direvitalisasi. Bagian-bagian yang kondisinya sangat rusak diganti dengan bahan yang sejenis.
Mayjen Ibrahim Adjie pada saat masih menjabat sebagai Pangdam Siliwangi, pernah memberikan penghargaan kepada Djiaw dalam bentuk selembar piagam nomor 08/TP/DS/tahun 1961.
Perubahan paling mencolok adalah pada bagian depan bangunan. Tadinya dinding depan yang terbuat dari papan jati dilapisi cat berwarna hijau.