Warga Dusun Tempel, kelurahan Jatisari, Kecamatan Mijen, Kota Semarang dikejutkan dengan penemuan sebuah situs kuno yang terpendam di di lahan milik warga. Diduga berasal dari sisa reruntuhan candi .
Warga menduga reruntuhan candi yang ditemukan di sekitar lahan bekas peternakan ayam itu sudah ada sejak abad ke-8 hingga 10 atau berasal dari sebuah kerajaan Hindu-Budha.
Ketua RW setempat, Rudi Inawan seperti dimuat di laman beritamerdekaonline.com mengatakan awal mula penemuan reruntuhan candi berdasarkan laporan warga. Setelah dilaporkan warga kemudian berinisiatif merawat peninggalan bersejarah itu.
Pada saat awal ditemukan, reruntuhan candi itu dipenuhi rerumputan dan lumut tebal. Tak semakin rusak, warga bersama-sama membersihkan dan menjaga reruntuhan candi tersebut. Tujuannya agar reruntuhan candi yang ditemukan bisa menjadi ikon Dusun Tempel.
Riyadi, warga yang dipercaya untuk merawat reruntuhan candi mengatakan dirinya diberi amanat oleh sang ibu untuk merawat situs yang tak jauh dari rumahnya itu. Ibu Riyadi berujar jika benda itu peninggalan nenek moyang.
Sementara itu Arkeolog asal Semarang Tri Subekso kepada Kompas.com mengungkapkan reruntuhan candi itu sebagai tempat pemujaan Dewa Siwa. Lebih lanjut, dirinya menyebut kerajaan Mataram Kuno sebagai asal dari reruntuhan candi yang ditemukan di Dusun Tempel.
“Tepatnya masuk pada era Klasik Tua di Jawa bagian tengah yang ada pada abad ke-8 hingga 10 Masehi. bisa jadi itu peninggalan Kerajaan Mataram Kuno,” jelas Tri.
Menariknya, tak jauh dari lokasi tersebut terdapat sebaran situs lainnya seperti situs Duduhan yang berupa struktur satu bangunan candi induk dan tiga perwara yang tersusun dari bata.
Reruntuhan candi di Dusun Tempel sendiri berupa sebuah yoni utuh berukuran 80 centimeter persegi, sebuah patung Nandi dalam keadaan tak utuh, 4 umpak, dan sejumlah batu yang disebut sebagai pondasi candi.