25.4 C
Indonesia
Sunday, September 24, 2023
spot_img

Profil Soekarno, Sosok Bapak Pendiri Bangsa

Tanpa mengenyampingkan peran tokoh bangsa lainnya, namun berbicara kemerdekaan Republik Indonesia tak bisa lepas dari sosok yang satu ini, Ir. Soekarno. Sosok yang akrab disapa Bung Karno ini dijuluki sebagai sang proklamator karena dengan berani mengumumkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Soekarno lahir di Kota Surabaya pada tanggal 6 Juni 1901 dengan nama asli Koesno Sosrodihardjo. Namun karena sering sakit dan diduga sebab nama yang diberikan tak sesuai, akhiirnya Koesno Sosrodihardjo berubah menjadi Soekarno.

Soekarno lahir dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjono dan ibu bernama Ida Ayu Nyoman Rai. Sejak usia sekolah dasar hingga ia kemudian lulus sekolah ia tinggal di rumah Haji Oemar Said (HOS) Tokroaminoto di Surabaya. Seperti diketahui HOS Tjokroaminoto adalah pendiri Serikat Islam yang hingga kini dikenal dengan julukan Guru Bangsa.

Pada tahun 1915 Soekarno remaja bersekolah di Hoogere Burger School (HBS), yang merupakan satu-satunya sekolah untuk pribumi. Lulus dari HBS pada 1920, Soekarno melanjutkan pendidikan setara sarjana di Technische Hoogeschool (THS), yang kini dikenal dengan nama Institut Teknologi Bandung (ITB). Tamat dari ITB, ia memperoleh gelar insinyur.

Pergerakan Melawan Penjajah

Penindasan kolonial Belanda selama berabad-abad menyadarkan Soekarno bahwa bangsa ini tidak boleh diam. Harus ada pergerakan untuk menyudahi penjajahan Belanda di tanah air.

Soekarno kemudian mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) pada 4 Juli 1927. Soekarno Tujuan dari pembentukan partai Nasional Indonesia adalah agar bangsa Indonesia dapat segera merdeka, lepas dari jajahan Belanda.

Karena semangatnya mengobarkan pentingnya kemerdekaan Indonesia kepada masyarakat dan kawan-kawan terdekat, Belanda menganggap Soekarno sebagai sosok yang berbahaya.

Pemerintah kolonial Belanda lalu menjebloskan Soekarno ke penjara Sukamiskin, Bandung. Meski di penjara, semangat dan pemikiran Soekarno tidak pernah padam. Ia sering berbicara tentang kemerdekaan Indonesia yang harus diwujudkan secepatnya kepada sesama tahanan di penjara Sukamiskin.

Belanda menyadari bahwa Soekarno harus dibungkam. Soekarno kemudian diisolasi dengan tahanan elit. Tujuannya agar tidak bisa mendapatkan informasi yang berasal dari luar penjara.

Selama berbulan-bulan di Suka Miskin menngakibatkan Soekarno putus komunikasi dengan teman-teman seperjuangannya, namun itu bukanlah hal yang sulit baginya untuk mendapatkan informasi dari luar.

Akhirnya Soekarno menemukan ide baru, dimana ia menggunakan telur sebagai media untuk berkomunikasi dengan istrinya. Jika teman Soekarno mengalami musibah atau mendapat kabar buruk maka telur yang dibawa oleh istrinya adalah telur asin, itupun beliau hanya dapat menduga-duga sebab ia tidak tahu secara pasti apa yang terjadi diluar sana.

Dalam persidangan, Soekarno membuat pembelaan berjudul Indonesia Menggugat. Dalam pembelaannya Bung Karno mengungkapkan bahwa bangsa Belanda sebagai bangsa yang serakah karena telah menindas dan merampas kemerdekaan bangsa Indonesia.

Belanda yang memang membenci sosok Soekarno dari dulu, akibat pembelaan itu semakin berang. PNI besutan Soekarno dibubarkan oleh Belanda pada Juli 1930. Namun, itu tidak menyiutkan nyali Soekarno dalam berpolitik. Usai PNI bubar, Soekarno bergabung dengan Partindo dan kemudian menjadi pemimpin Partindo.

Pertemuan dengan Mohamad Hatta

Belanda kembali menangkap Soekarno usai bergabung dengan Partindo. Ia lalu diasingkan di Flores, Nusa Tenggara Timur. Pengasingan Soekarno dari pergerakan kemerdekaan belum berakhir. Empat tahun kemudian, Belanda mengasingkan Soekarno ke Bengkulu.

Menurut pengakuan Hatta dalam otobiografinya, Untuk Negeriku: Sebuah Otobiografi (2011), ia berjumpa pertama kali dengan Sukarno di sebuah hotel di Bandung pada 1930-an. Sebelum berjumpa secara fisik, keduanya kerap kali saling berkorespondensi melalui surat. Saat itu, Hatta masih masih di menyelesaikan pendidikannya di Belanda.

Sukarno memiliki perbedaan tajam dengan Hatta yang bersikap kaku sejak pertemuan itu. Ia tidak bisa mengerti segala tetek-bengek pertimbangan intelektual ala Hatta. Sukarno mengakui sendiri bahwa Hatta dan dirinya tak pernah berada dalam riak gelombang yang sama.

Walau memiliki pandangan politik dan pemikiran yang berbeda, demi kemerdekaan Indonesia, keduanya akhirnya berdamai. Sebuah malam di bulan Maret 1942, Soekarno bertemu Hatta. Keduanya bersepakat untuk melepaskan ego partai dan berjuang sampai Indonesia merdeka.

Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia

Pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno dan Juga Moh Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Jepang dimana pada tanggal tersebut juga diperingati sebagai Hari kemerdekaan bangsa Indonesia.

Proklamasi kemerdekaan inilah yang kemudian membawa Ir. Soekarno bersama dengan Mohammad Hatta diangkat sebagai Presiden dan Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia dalam sejarah bangsa Indonesia.

Soekarno dan Hatta juga dikenal sebagai bapak pendiri bangsa. Tanpa perjuangan keduanya, tak akan ada kemerdekaan Indonesia.

Akhir Jabatan Soekarno Sebagai Presiden

Pada tahun 1960an pergolakan politik yang amat hebat terjadi di Indonesia, penyebab utamanya adalah adanya pemberontakan besar oleh PKI (Partai Komunis Indonesia) yang dikenal dengan sebutan G30-S/PKI.

Pemerintahan Presiden Soekarno dan juga orde lama berakhir ditandai dengan adanya “Supersemar” atau Surat Perintah Sebelas Maret ditahun 1966. Jabatan presiden berganti dari Soekarno ke Soeharto

Setelah jabatannya sebagai presiden berakhir, Soekarno kemudian banyak menghabiskan waktunya di istana Bogor. Kesehatan Bung Karno menurun. sehingga ia mendapat perawatan oleh tim dokter kepresidenan. Kondisinya makin hari makin melemah. Tepat pada 21 Juni 1970, sang bapak pendiri Republik Indonesia menghembuskan nafas terakhir di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.

Jenazah Bung Karno kemudian dibawa ke Blitar, Jawa Timur untuk dikebumikan dekat dengan makam ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Karena jasa-jasanya kepada bangsa Indonesia, pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Proklamasi kepada Bung Karno.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

20,753FansSuka
3,870PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Articles