Setelah jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 oleh Turki Usmani, bangsa Eropa mengalami kepanikan karena kehilangan rute perdagangan rempah-rempah. Sejak saat itu, negara-negara di Eropa mulai gencar untuk menjelajah dan mengkolonisasi wilayah baru yang mereka temukan di Asia, Afrika, dan Amerika.
Ternyata tidak hanya bangsa Eropa saja yang pernah mendirikan koloni di wilayah yang mereka jelajahi, leluhur orang Indonesia pun juga pernah melakukan hal yang serupa dengan bangsa Eropa. Menurut sejumlah penelitian, terdapat jejak Nusantara di Madagaskar, sebuah negara di timur benua Afrika.
Jejak Nusantara di Madagaskar terbukti dengan hasil penelitian Murray Cox, pakar biologi dari Massey University, Selandia Baru. Seperti dikutip dari Historia.id, Cox mengungkapkan bahwa DNA penduduk Madagaskar berasal dari nenek moyang bangsa Indonesia. Muray juga menambahkan bahwa setidaknya belasan abad silam ada puluhan orang asal Nusantara yang menetap di Madagaskar.
Pada saat itu, sebagian besar wilayah Nusantara dikuasai oleh kerajaan Sriwijaya dimana terkenal memiliki armada angkatan laut yang tangguh.
Kondisi fisik penduduk lokal di Madagaskar juga memiliki kemiripan dengan penduduk Nusantara. Apabila penduduk Afrika pada umumnya memiliki ras negroid, tapi penduduk di sana lebih mirip dengan ras Melayu (Mongoloid).
Tak hanya dari fisik, bentuk rumah suku di Madagaskar juga memiliki sejumlah kemiripan dengan suku yang berasal dari Nusantara, seperti dari genting yang umumnya ada di rumah adat Jawa. Rumah-rumah kuno di sana pun tidak berbentuk bulat layaknya rumah-rumah di Afrika pada umumnya, namun berbentuk persegi.
Kemiripan bahasa yang dituturkan oleh penduduk lokal juga menjadi salah satu faktor adanya jejak Nusantara di Madagaskar. Bahasa yang digunakan, yakni bahasa Malagasi juga menyerap kosakata dari bahasa Melayu, Jawa, Sunda dengan campuran bahasa Sanskerta. Contohnya untuk angka dua, tiga, empat, lima dalam bahasa Malagasi adalah rua, telu, efat, limi.
Nama-nama orang Magadagaskar juga mempunyai kemiripan dengan nama depan di Indonesia seperti Andi, Heri, dan Andry.
Sejarawan asal Amerika Serikat, Cyril Homnik dalam suatu penelitian menyatakan bahwa banyak buruh kasar yang terdampar di Madagaskar. Para buruh tersebut dikirim oleh salah satu kerajaan tertua di Sulawesi Selatan.
Pakar sejarah menyepakati bahwa kerajaan itu adalah Kerajaan Luwu yang mana mewakili suku-suku seperti Bugis, Bajo, Makassar, dan lain-lain. Keahlian orang Makassar dalam berlayar memang sudah tidak diragukan lagi. Mereka bisa berlayar dari Nusantara hingga Samudera Hindia hanya dengan menggunakan perahu kecil.
Tak hanya dari suku-suku tersebut, S. Tasrif dalam karyanya Pasang Surut Kerajaan Merina menyatakan bahwa nenek moyang orang Madagaskar kemungkinan ada yang berasal dari Jawa, Madura, Sulawesi, atau bahkan Papua.
Di Madagaskar, mereka mendirikan koloni dan membentuk kebudayaan Malagasi yang kemudian mendominasi wilayah Madagaskar. Tan Malaka menggambarkan bahwa wilayah Nusantara membentang dari Kepulauan Madagaskar, Semenanjung Malaya, Indonesia, kepulauan Filipina, Timor Timur hingga Papua.