Sobat Tapak suka traveling? Memang, akhir-akhir ini travelling bahkan sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Apalagi kalau sobat Tapak mengunjungi tempat yang jarang orang tahu. Wah..pasti dianggap keren banget deh! Selain persiapan waktu dan juga budget, ternyata ada yang perlu sobat Tapak tahu nih sebelum pergi ke destinasi yang dituju, yaitu sejarahnya!
Untuk sobat Tapak yang sering pergi bersama teman-teman atau bahkan sama gebetan, menceritakan history dari setiap destinasi wisata bisa jadi nilai plus bahwa diri kamu memiliki wawasan yang luas.
Berikut kami berikan beberapa informasi mengenai objek wisata yang terdengar mainstream tapi ternyata gak banyak yang tahu sejarahnya. Chek it out!

Kebun Raya Bogor
Kayaknya hampir semua warga Jabodetabek pernah mengunjungi tempat ini deh. Berlokasi di Jalan Ir.H. Juanda No.13, Bogor. Kebun Raya Bogor emang cocok jadi destinasi untuk sekedar short escape bareng keluarga atau teman-teman. Selama ini para pengunjung kebanyakan mengetahui fungsi Kebun Raya Bogor hanya sebagai Istana Kepresidenan saja. Padahal kalau kita tarik lebih jauh lagi , bangunan yang memiliki luas mencapai 80 hektar ini dulunya adalah Sambida atau taman buatan pada kejayaan Sri Baduga Maharaja atau lebih familiar dikenal sebagai Prabu Siliwangi antara tahun 1474 sampai 1513. Jejak ini terbukti dengan ditemukannya prasasti Batutulis.

Taman Sriwedhari
Untuk sobat Tapak yang suka menjelajah tanah Jawa, kota Solo sudah pasti jadi list yang wajib dikunjungi. Bukan hanya budaya jawa yang memikat hati, pemandangan dan nilai history juga jadi point utama mengapa tanah Jawa atau lebih spesifiknya Kota Solo masih menjadi destinasi idaman turis lokal ataupun internasional. Taman Sriwedhari salah satu tujuan yang wajib banget dikunjungi di kota ini. Berlokasi di pusat kota Solo, Taman Sriwedhari dikenal juga sebagai Taman Hiburan Rakyat. Sobat Tapak bisa menyaksikan pertunjukan wayang orang setiap hari Selasa hingga Sabtu yang rutin diselenggarakan pukul 20.00 sampai 23.00 WIB.Sriwedhari berdiri atas gagasan Raja Pakubuwana II di tahun 1740 sebab mengalami keratonnya yang rusak cukup serius akibat serangan tentara dari Cina sebagai bentuk pemberontakan kaum Tionghoa yang dibantai besar-besaran oleh Belanda.Dipilih lokasi Taman Sriwedhari saat ini sebagai pengganti lokasi istana yang baru.Lalu dinamakan Sriwedari berasal dari salah satu cerita pewayangan yaitu kata Sriwedhari diartikan sebagai tempat hiburan untuk para istri Prabu Harjuna.

Taman Sari
Sobat Tapak setuju gak sih kalau kota Jogja punya daya tarik yang gak henti-henti? Meski sudah berkunjung beberapa kali, rasanya masih aja rindu kota Jogja. Suasana dan kuliner bisa jadi alasan utama ke kota Jogja. Saat ke Jogja, jangan lupa mengunjungi situs Taman Sari yang terletak sekitar 2km dari Malioboro. Taman Sari dibangun pada tahun 1758 pada masa kepemimpinan Sultan Hamengkubuwono I memiliki luas sampai 10 hektar. Awalnya Taman Sari mendapat julukan “The Fragrant Garden” atau taman yang wangi. Bukan hanya sekedar taman yang mengutamakan keasrian dan keindahan. Dahulu di beberapa sisi bangunan memiliki fungsi sebagai benteng untuk bertahan dari serangan luar.Kompleks Taman Sari dibagi menjadi empat bagian utama.
- Pertama : Bagian danau buatan atau segaran yg berisi pulau buatan ( Pulo Kenongo, Pulo Cemethi, dan Pulo Panembung ). Kini tempat ini sudah beraling fungsi menjadi pemukiman penduduk.
- Kedua : Pintu gerbang utama atau Gedhong Gapura Hageng dan pemandian Umbul Binangun
- Ketiga : Pasarean Ledok Sari dan Kolam Garjitawati
- Keempat : Bagian keseluruhan bagian Timur sampai Tenggara
Semua wilayah ini pada abad ke 18 dijadikan sebagai tempat pemandian para putri raja serta dayang-dayang kerajaan.

Kelenteng Sam Po Kong
Kelenteng yang berlokasi di Semarang, Jawa Tengah ini menjadi salah satu peninggalan sejarah pecinan di tanah Jawa. Kelenteng Sam Po Kong ini didirikan sebagai tempat beristirahat Laksamana Ceng Ho yang keturunan Tionghoa beragama Islam. Secara harfiah arti kata Sam bermakna tiga, Po bermakna kebaikan, dan Kong bermakna leluhur. Jika diartikan Sam Po Kong memiliki makna Tiga Kebaikan Leluhur. Dibeberapa literasi, kelenteng ini didirikan pada tahun 1724 sebagai bukti penghormatan warga lokal atas jasa-jasa Laksamana Ceng Ho. Meski dinamakan kelenteng, pengunjung kelenteng Sam Po Kong tidak hanya dari kalangan Tionghoa saja, tapi juga dari agama lain, dan tidak terkecuali pemeluk agama Islam. Mengingat Laksama Ceng Ho adalah pemeluk agama Islam dan beberapa peneliti meyakini bahwa Kelenteng Sam Po Kong dulunya adalah sebuah masjid.
Ini hanya sebagian kecil informasi dari tempat wisata yang memiliki nilai sejarah. Sebagai generasi penerus bangsa, udah seharusnya sobat Tapak lebih kepo lagi tentang sejarah-sejarah tempat yang sering kamu kunjungi, agar pengetahuan ini akan terus menurun ke anak cucu kita nanti.
Jadi, mulai sekarang kalau bepergian jangan cuma sibuk selfie ya sobat Tapak!