Pernahkah kalian mendengar adanya pernyataan, “Menempelkan es batu untuk mengobati luka bakar” ? tentunya ungkapan tersebut masih diantara mitos dan fakta.
Meskipun, dianggap keliru hidup di Indonesia memiliki banyak petuah dari nenek moyang yang tetap dipercaya sehingga memiliki sugesti tinggi. Tak heran, apabila sampai saat ini masih banyak masyarakat yang menganggap mengobati luka dengan es batu adalah hal yang tepat sebagai bentuk penanganan dini, meskipun luka bakar tetap memerlukan penanganan medis secara intensif.
“Menaruh es pada luka bakar dapat menyebabkan vasokonstriksi sehingga pembuluh darah mengempes sehingga aliran darah berkurang. Memang benar, menempelkan es batu saat luka dapat meminimalisirkan darah yang terus mengalir. Tetapi, menurut I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK dokter spesialis kulit “Menaruh es pada luka bakar justru dapat menghambat proses pemulihan luka”.
Jika, kita menganggap darah sudah tidak mengalir maka luka akan cepat sembuh, ternyata hal tersebut bukanlah pernyataan yang tepat karena es batu dapat mengakibatkan pembuluh darah menjadi berkerut, bahkan dapat mengubah suhu tubuh secara drastis sehingga memperlambat penyembuhan luka.
Dalam kondisi yang darurat kemudian tidak ada penanganan medis maka untuk menghentikan darah yang terus mengalir bisa menggunakan es batu, tetapi jangan melakukannya secara berkelanjutan agar tidak menyebabkan infeksi, hipotermia, dan syok. Oleh karena itu, ketahui cara penanganan luka bakar yang tepat sebagai berikut:
Mendinginkan luka
Sebelum mendinginkan luka pastikan kalian sudah membersihkan daerah luka agar tidak mengakibatkan infeksi.
Selanjutnya, sebagai salah satu cara yang dapat dilakukan sebagai penanganan luka bakar yaitu mendinginkan luka menggunakan air mengalir. Perhatikan, bukan menggunakan air es batu, tetapi gunakan air yang mengalir di kran. Lakukan dalam 15 menit agar panasnya tidak menyebarkan ke bagian lain.
Mengapa bukan menggunakan air es? hal tersebut dikarenakan es memiliki suhu yang terlalu dingin sehingga dapat mengakibatkan syok yang mengganggu peredaran darah.
Sebenarnya, sejak zaman nenek moyang sudah melakukan cara tersebut tetapi berkembangnya waktu masyarakat banyak yang salah mengartikan penanannya menggunakan es batu. Masyarakat Nusantara dulu hebat sehingga belum adanya ilmuan kedokteran tetapi sudah tahu penangan yang harus dilakukan.
Mengobati luka bakar
Berikutnya, apabila luka sudah dingin maka kalian bisa menutup luka bakar tersebut dengan kasa steril agar menjauhkan dari terjadinya infeksinya. Hal yang perlu diperhatikan dalam mengobati luka yaitu jangan menggunakan plester (handiplast) karena dapat menempel ke kulit yang luka.
Anak muda harus tahu, ajaran dari nenek moyang bangsa Indonesia menutup luka bakar dapat ditutup dengan kain yang tidak terlalu tebak lalu diikatkan. Tujuannya untuk menghindari infeksi, hal tersebut sampai saat ini masih dilakukan apabila kita tidak memiliki plester.
Jika kalian merasa luka bakarnya masih sangat panas maka disarankan membeli salep dan obat pereda sesuai saran dokter agar dapat mempercepat proses penyembuhan luka tanpa memberikan efek infeksi.
Jadi, menempelkan es saat terkena luka bakar itu keliru karena dapat menghambat peredaran darah. Oleh karena itu, kalian bisa menggunakan air mengalir sebagai penanganan pertama agar kondisi luka bakarnya tidak terlalu panas, seperti yang diajarkan oleh nenek moyang kita.