Meski di tengah pandemi, sejumlah mall di beberapa kota dizinkan kembali beroperasi, termasuk di Kota Bogor. Namun, daya beli masih belum membaik seperti sediakala.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor, Ganjar Gunawan menyebut daya beli masyarakat masih rendah meski telah memasuki fase pra Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).
Hal itu, tampak dari aktivasi sejumlah pusat-pusat perbelanjaan seperti mall di Kota Bogor yang sudah diperbolehkan buka, namun masih sepi pengunjung.
Menurutnya, pelonggaran di sektor ekonomi itu sebagai strategi agar ada pergerakan dengan penyelamatan tenaga kerja.
“Sudah satu bulan, belum ada hasil yang signifikan karena daya beli masyarakat belum terdongkrak dan masih rendah,” ucap Ganjar, Jumat (17/7/2020).
Ketika mall dibuka, sambung Ginanjar masyarakat masih takut dan datang ke mall itu hanya seperlunya. Sehingga otomatis kegiatan penjualan di mall juga tidak naik. Bahkan konsumen datang ke mall hanya melihat-lihat saja.
Daya beli masyarakat itu berimbas kepada skala prioritas kebutuhan. Jadi banyak yang menahan diri untuk belanja dan mengalihkan ke kebutuhan pokok.
“Banyak yang tidak belanja kebutuhan fashion tetapi kebutuhan utama, dari sekunder ke primer. Artinya terjadi pelambatan sektor ekonomi,” akunya.
Selain itu, Disperindag juga memiliki strategi ekonomi recovery atau pemulihan ekonomi. Yakni menggali potensi baru dengan membuat klaster baru terkait komoditi yang memiliki nilai jual.
“Ya, mudah-mudahan akan banyak dibeli masyarakat. Kita upayakan daya beli masyarakat meningkat pada fase AKB nanti,” jelasnya.
Terkait masalah harga-harga kebutuhan pokok, Ganjar menuturkan saat ini stabil dan tidak ada yang mengalami lonjakan.
“Kalau harga kebutuhan pokok masih stabil dan tidak ada lonjakan. Kondusif setelah dilakukan pengecekan rutin ke pasar-pasar di Kota Bogor,” imbuhnya.