Satelit Palapa menjadi trending topic di linimasa Twitter, Kamis (9/7/2020). Kemarin memang hari bersejarah bagi bangsa Indonesia karena bertepatan 44 tahun peluncuran satelit Palapa A1 yang diluncurkan di Cape Keneddy, Amerika Serikat.
Nama satelit yang dirancang oleh Hughes Aircraft Company tersebut diambil dari dari Sumpah Palapa. Sumpah yang digaungkan oleh Gajah Mada dengan tekad yang sangat berani.
Sumpah Palapa sendiri berisi bahwa Mahapatih Gajah Mada tidak akan memakan buah Palapa sampai ia berhasil menyatukan Nusantara di bawah panji Majapahit. Namun, apakah benar seperti itu maksudnya? Apakah bagian sang Mahapatih Gajah Mada tidak akan memakan buah Palapa adalah sebuah makna yang sebenarnya?
Berdasarkan kajian terkini, sumpah tersebut ternyata memiliki makna bahwa Gajah Mada tidak akan bersenang-senang atau libur sebelum ia berhasil menunaikan sumpahnya tersebut.
Sumpah Palapa sendiri tertulis di dalam kitab Pararaton dalam sastra Jawa pertengahan pada sekitar abad 13-14 yang sampai sekarang masih belum diketahui siapa pengarangnya. Isi sumpahnya sendiri seperti berikut,
“Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tañjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa,” yang artinya Dia Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Ia Gajah Mada, “Jika telah menundukkan seluruh Nusantara dibawah kekuasaan Majapahit, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun (Lombok), Seram (Papua Barat), Tanjung Pura (Kalimantan), Haru (Sumatera Utara), Pahang (Semenanjung Malaya), Dompo (Sumbawa), Bali, Sunda, Palembang, Temasek (Singapura), demikian barulah saya akan memakan buah Palapa (beristirahat)”.
Sumpah Palapa diikrarkan oleh Gajah Mada pada tahun 1336 M pada upacara pelantikan Mahapatih Kerajaan Majapahit. Ia dilantik oleh Ratu Tribuana Tunggadewi setelah menaklukkan Keta dan Sadeng, menggantikan Arya Tadah yang mengundurkan diri.
Lalu apa alasan sang mahapatih sampai mengucapkan sumpah dan apa yang menjadi dasarnya? Dikutip dari laman Liputan6.com, dalam buku Sumpah Palapa Gajah Mada menyatakan, sang mahapatih ingin membendung pengaruh kerajaan-kerajaan di sekitarnya seperti Kerajaan Ayutthaya.
Gajah Mada pertama kali menunaikan sumpahnya dengan dengan menaklukkan Bali pada tahun 1343. Raja Bali saat itu adalah Sri Asta Sura Ratna Bumi Banten, yang mana saat itu sangat dibenci oleh rakyatnya. Setelah melalui pertempuran yang cukup dahsyat, akhirnya Bali takluk dan pihak istana menyerah.
Setelah menaklukkan Bali, kemudian giliran Gurun dan Sumatera yang ditaklukkan oleh Majapahit. Beberapa sumber menyatakan bahwa Majapahit menaklukkan kerajaan-kerajaan di Sumatera seperti Palembang, Tamiang, Pasai, dan sisa-sisa Sriwijaya pada tahun 1350.
Di tahun yang sama, Majapahit berhasil menaklukkan Tumasik yang sangat strategis dengan terletak di antara Laut Cina dan Selat Malaka. Sedangkan, kerajaan terakhir yang ditaklukkan oleh Gajah Mada ialah Kerajaan Sunda pada tahun 1357.
Dalam jangka waktu 21 tahun Mahapatih Gajah Mada bersama pasukan Bhayangkaranya berhasil menyatukan nusantara. Tekad kuat Gajah Mada tak lepas dari peran Adityawarman dan Laksamana Nala, perwira angkatan laut Majapahit. Pada masa inilah Gajah Mada mampu mengembangkan senjata api pertama di nusantara, yaitu Cetbang dengan kapal-kapal jung yang sangat besar.
Gajah Mada wafat pada tahun 1364 di umurnya yang ke-74. Hingga saat ini, penyebab kematiannya masih sangat misterius. Sejumlah sumber menyebut bilang dirinya meninggal karena sakit sementara sebagian sumber lain mengatakan bahwa Gajah Mada melakukan moksa.
Raja Hayam Wuruk merasa sangat sedih dan kehilangan sepeninggal sang Mahapatih. Ia bahkan mengumpulkan anggota dewan kerajaan untuk membahas siapa yang akan menggantikan posisi Gajah Mada. Namun, sampai pertemuan itu selesai, sang raja juga belum bisa menemukan pengganti yang pantas menjadi bukti makna Sumpah Palapa dan tekad kuat sang Mahapatih Gajah Mada.