Soal lorong kuno yang ditemukan di bawah stasiun Bekasi disebut sebagai bekas tempat pembantaian tentara Jepang, sejarawan asal Bekasi Ali Anwar memberi pandangan lain.
Ali mengatakan, kemungkinan lorong kuno tersebut adalah bekas markas tentara Jepang sangat kecil. Pasalnya, lokasi pembantaian tentara Jepang terletak di pinggir kali Bekasi.
“Bukan di stasiunnya. Saya melakukan penelitian pertama secara akademis,” kata Ali seperti dilansir dari laman Suara.com.
Ia menuturkan pembantaian tentara Jepang terjadi ketika ada kereta dari Stasiun Jatinegara membawa puluhan anggota Kaigun yang merupakan angkatan laut tentara Jepang. Puluhan Kaigun itu hendak melintas Stasiun Bekasi.
Awalnya, kereta akan mengarah ke lapangan terbang Kalijati, Subang untuk memulangkan tentara Kaigun ke Jepang. Namun rupanya, kereta itu tak dibiarkan melintas begitu saja.
Wakil Komandan Tentara Keamanan Rakyat (sekarang TNI) Bekasi justru memerintahkan kepala Stasiun untuk mengalihkan jalur perlintasan kereta. Peristiwa tersebut terjadi pada 19 Oktober 1945.
Sebelum terjadi pembantaian, ada aksi provokasi yang dilakukan oleh Kaigun Jepang.
“Akhirnya para pejuang Bekasi meminta kepada kepala stasiun supaya mengalihkan rel kereta yang tadinya lurus ke jembatan Kali Bekasi tapi dialihkan ke sebelah kanan atau rel yang buntu,” tutur Ali.
Senin (11/8/2020) lalu pekerja proyek revitalisasi Stasiun Bekasi menemukan susunan bata kuno dan sebuah jendela. Diduga di tempat tersebut pernah berdiri sebuah bangunan dan lorong peninggalan zaman penjajahan.