Pecinta kuliner tanah air tengah berkabung. Pasalnya, legenda gudeg Yogyakarta bernama Mbah Lindu tutup usia pada Minggu (12/7/2020) dan dimakamkan keesokan harinya. Mbah Lindu meninggal diusia 100 tahun.
Dikutip dadri Tirto.id, Mbah Lindu meninggal pada pukul 17.52 WIB di kediamannya, Klebengan CT VIII Blok E, Depok, Sleman. Dirinya meninggalkan lima orang anak yakni Walidjo, Lahono, Ratiyah, Musiyem, dan Jumiyem.
Mbah Lindu juga memiliki warung gudeg sederhana emperan di kawasan Sosrowijayan Kota Yogyakarta. Pemerhati kuliner di tanah air kerap menjadikan warung gudeg milik Mbah Lindu sebagai destinasi wisata kuliner Yogyakarta.
Dalam video yang diunggah channel Lumixindonesia dengan judul Honorable Mention Kategori Short Movie: “Gudeg Mbah Lindu” by Michael Riswandi, Mbah Lindu mengaku dirinya berjualan sejak zaman penjajahan Belanda. Saat pertama kali berjualan usianya baru 13 tahun.
Dalam tayangan video tersebut, Mbah Lindu menceritakan bagaimana dirinya pernah dikejar tentara Belanda saat berjualan gudeg.
“Waktu zaman Belanda dulu nanti di sana ada penjaga. Orang asing bukan orang Indonesia. Mereka minta gudeg, minta nasi. Kalau tidak dikasih, saya dikejar. Saya lari,” ujarnya dalam bahasa Jawa.
Sejak pukul setengah lima pagi, Mbah Lindu mulai berangkat untuk berjualan. Untuk membawa dagangannya, cucu Mbah Lindu mengantarkan dengan mobil bak terbuka. Mbah Lindu juga bercita-cita memiliki umur panjang agar dapat terus berjualan gudeg.
Resep dapat berjualan lebih dari 80 tahun dan terus sehat, menurutnya karena prinsip menerima, hidup seadanya dan tidak pernah berpikir macam-macam. Selamat jalan, Mbah Lindu.