Santap siang selain pakai nasi panas dan sambal pedas, ada satu lagi yang tak boleh dilupakan, yaitu kerupuk. Kerupuk bagi banyak orang Indonesia selain sebagai lauk, juga jadi camilan saat senggang.
Dikutip dari Goodnewsfromindonesia.id, menurut sejarawan sekaligus pemerhati kuliner Nunsantara Fadly Rahman, kerupuk sudah ada di Pulau Jawa sejak abad ke-9. Keterangan tersebut berdasarkan yang tertulis pada prasasti Batu Pura.
Di situ tertulis kerupuk rambak sebuah kerupuk terebuat dari kulit sapi atau kerbau yang sampai saat ini masih eksis dan biasa digunakan sebagai bahan utama kuliner Nusantara, krecek.
Bergeser ke Jawa Barat, tepatnya di Cirebon ada sebuah kerupuk yang bisa dibilang unik. Kenapa unik? Karena kerupuk ini digoreng tidak menggunakan minyak, tapi pasir!
Penggunaan pasir untuk menggoreng kerupuk mungkin terdengar aneh dan sulit dipercaya, namun jika kita berkunjung ke sentra-sentra kuliner Cirebon rasa penasaran kita akan hilang begitu melihat cara pengolahan kerupuk bernama kerupuk melarat ini.
Penggunaan pasir saat menggoreng memiliki keterikatan dengan nama kerupuk melarat. Melarat dalam bahasa jawa artinya miskin atau sengsara. Pada zaman dulu,minyak kelapa merupakan barang yang mahal. Warga pribumi yang hidup di bawah garis kemiskinan lalu mencari cara bagaimana cara agar tetap dapat menikmati kerupuk.
Tercetuslah ide untuk mengganti minyak kelapa dengan pasir. Yang digunakan tentunya bukan pasir sembarang pasir. Pasir yang dipakai untuk menggoreng kerupuk adalah pasir sungai, pasir pantai, atau pasir pegunungan.
Sebelum digunakan untuk menggoreng, pasir diayak terlebih dahulu. Setelah selesai, pasir kemudian dijemur agar tercipta pasir yang bersih dan kering. Setelah itu, barulah pasir layak digunakan sebagai pengganti minyak.
Tak disangka, hasilnya diluar dugaan. Selain kerupuk yang digoreng matang dan renyah, penggunaan pasir juga disebut membuat kerupuk melarat lebih sehat karena minim kolesterol.
Saat ini kerupuk melarat menjadi incaran para pelancong yang berkunjung ke Cirebon. Bagi mereka belum mencicipi atau membeli oleh-oleh kerupuk melarat, berarti belum ke Cirebon.