Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak meminta masyarakat untuk mewaspadai bencana hidrometeorologi yang ditandai dengan hujan lebat, angin kencang, tanah longsor, dan juga banjir.
Kepala BPBD Kabupaten Lebak, Kaprawi menyebut potensi bencana mulai muncul beberapa hari terakhir. Hal itu ditandai dengan hujan lebat dan angin kencang di musim kemarau.
Pada Desember 2019 lalu, Kabupaten Lebak sempat dihantam angin puting beliung yang mengakibatkan ratusan rumah rusak. Sementara di awal tahun 2020 longsor dan banjir bandang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Lebak. Tidak hanya membuat warga mengungsi, infrastruktur seperti jembatan juga putus diterjang banjir.
Pandangan terkait kerusakan lingkungan dan terjadinya bencana alam terutama di wilayah Lebak, menjadi sorotan seorang tetua adat suku Baduy, Ayah Karmain.
Dalam video yang diunggah di channel Youtube Korang Outdoor, Ayah Karmain menyampaikan masifnya kerusakan alam akibat ulah manusia seperti adanya gunung yang diratakan, lembah yang dirusak, galian ilegal dan lain sebagainya.
Dirinya khawatir jika alam terus menerus dieksploitasi dan dikelola secara serampangan akan menimbulkan bencana.
“Ayeuna mah dimamana tempat diruksak (sekarang di semua tempat dirusak-red)” ujar Ayah Karmain.
Bahkan menurutnya, dalam sejarah Baduy jika alam terus diekspolotasi secara besar-besaran akan berdampak pada masa depan umat manusia. Banyaknya gunung yang meletus, dalam pandangan Ayah Karmain adalah wujud alam sudah memberi peringatan kepada manusia.
Dirinya dan suku Baduy memaklumi bahwa kekayaan alam harus dikelola agar bisa menjamin hajat hidup masyarakat.
Namun, mewakili suku Baduy, Ayah Karmain meminta pemerintah untuk tidak mengeksploitasi semua kekayaan alam secara berlebihan, dirinya khawatir menimbulkan bala bencana besar di masa depan.