Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Telah berpulang ke Rahmatullah Sultan Sepuh XIV Cirebon, Sultan Pangeran Raja Adipati Haji Arief Natadiningrat.
Duka cita mendalam dirasakan warga Kota Cirebon dan keluarga besar Keraton Kasepuhan Cirebon atas kepergian Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat.
PRA Arief Natadiningrat meninggal dunia, Rabu (22/7/2020) sekitar pukul 5.20 WIB di Rumah Sakit (RS) Sentosa Bandung.
PRA Arief Natadiningrat merupakan Sultan Sepuh ke XIV. Ia adalah anak dari Sultan Sepuh XIII Pangeran Raja Adipati DR.H. Maulana Pakuningrat. SH.
PRA Arief Natadiningrat naik takhta sebagai Sultan Sepuh XIV pada 9 Juni 2010. Beliau menggantikan ayahnya, Sultan Sepuh XIII, tepat 40 hari setelah wafatnya.
Dikutip dari laman resmi Keraton Kasepuhan, penobatan ini dilakukan dalam rangkaian acara “Jumenengan” di Keraton Kasepuhan Cirebon. Seperti diketahui, Sultan Sepuh merupakan pemimpin tertinggi di Keraton Kasepuhan Cirebon.
Selain sebagai Ketua Yayasan Kasepuhan Keraton, PRA Arief Natadiningrat juga merupakan Direktur PT Cirebon Raya Internasional, PT Nurjati Mas Internasional.
PRA Arief Natadiningrat juga aktif dalam kegiatan organisasi atau komunitas. Dikutip dari warisanbudayanusantara.com, tercatat ia mengikuti sekitar 30 organisasi. Beberapa diantaranya adalah Asosiasi Pengusaha Pengadaan Barang dan Jasa Indonesia (Aspanji) di Jawa Barat dan Ardin Jawa Barat. Dimana di dua organisasi tersebut PRA Arief Natadiningrat tercatat sebagai ketua.
Menurut sejumlah sumber, jenazah PRA Arief Natadiningrat akan dikebumikan di Astana Agung Gunung Sembung Cirebon.
Sebagai tambahan informasi, Cirebon memiliki empat keraton, yaitu Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan, dan Keraton Kaprabonan. Di antara semuanya, Keraton Kasepuhan merupakan yang tertua dan terluas.
Kesultanan Cirebon adalah sebuah kesultanan Islam ternama di Jawa Barat pada abad ke-15 dan 16 Masehi, dan merupakan pangkalan penting dalam jalur perdagangan dan pelayaran antar pulau.
Lokasinya di pantai utara pulau Jawa yang merupakan perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat, membuatnya menjadi pelabuhan dan “jembatan” antara kebudayaan Jawa dan Sunda sehingga tercipta suatu kebudayaan yang khas, yaitu kebudayaan Cirebon yang tidak didominasi kebudayaan Jawa maupun kebudayaan Sunda.
Kesultanan Cirebon didirikan di dalem agung pakungwati sebagai pusat pemerintahan negara islam kesultanan Cirebon, letak dalem agung pakungwati sekarang menjadi keraton kasepuhan Cirebon.