
Di India, polisi menggunakan drone yang dilengkapi Artificial Intelligence (AI) untuk memantau jarak antara orang-orang yang berada di luar pada siang hari.
Dikutip dari Guardian, drone itu diterbangkan di enam kota di negara bagian utara Punjab, dan juga tengah diujicobakan di selatan Kota Bangalore. Selain untuk pemantau jaga jarak, drone ini juga difungsikan untuk mengawasi pelaksanaan jam malam di kota itu.
Setiap drone dilengkapi dengan kamera dan AI yang dapat mendeteksi manusia dalam jarak 150 meter hingga 1 kilometer. Jika menemukan orang, drone mengirim sinyal kepada polisi di distrik yang paling dekat.
Sistem ini juga dapat menghitung jarak fisik antara dua orang atau lebih dan memberi tahu polisi jika orang terlalu dekat satu sama lain.
Polisi kemudian dapat pergi ke lokasi dan mengeluarkan denda jika mereka melihat orang melanggar aturan.

Di Amerika Serikat, pihak berwenang di beberapa negara bagian telah menggunakan drone yang dilengkapi dengan kamera dan pengeras suara untuk menyiarkan pesan meminta warga untuk jarak sosial.
Beberapa perusahaan juga telah melayangkan gagasan untuk menggunakan drone yang dilengkapi dengan pencitraan termal untuk mengidentifikasi orang yang berpotensi terinfeksi demam. Namun, WHO menyarankan bahwa deteksi suhu saja mungkin tidak terlalu efektif dalam mendeteksi Covid-19.
Drone memang dapat mengenali dan melacak individu. Namun sejumlah pihak mengkhawatirkan masalah privasi. Dikhawatirkan penggunaan drone dapat menciptakan masalah serius terkait privasi warga setempat.
Pyshical distancing menjadi salah satu cara untuk memutus rantai penyebaran virus corona. Negara-negara didunia tidak henti-hentinya meminta warganya untuk tidak keluar rumah dan jangan berkerumun.