Secara teknis letak geografis di Kabupaten Bogor masih banyak wilayah yang belum terjangkau sinyal internet, sehingga hal itu kerap dikeluhkan para orang tua siswa disaat adanya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di tengah masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Selain itu, kuota internet pun menjadi kendala, terlebih bagi orangtua siswa yang ekonominya terdampak pandemi Covid-19.
Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor, Atis Tardiana mengakui bahwa sistem belajar secara online kerap dikeluhkan orangtua. Bahkan, kata Atis sistem belajar jarak jauh (daring) kurang efektif bagi perkembangan pendidikan anak.
Bahkan, sejak Covid-19 melanda, keluarga yang tingkat ekonominya lemah terpaksa harus gigit jari karena tidak memiliki telepon seluler.
Menurut Atis, pihaknya masih harus menunda pelaksanaan pembelajaran secara tatap muka hingga ada keputusan dari Gugus Tugas Kabupaten Bogor.
“Sudah diputuskan, sementara untuk KBM masih belum bisa untuk tatap muka, tentu ada kreatifitas sekolah agar tetap daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan) bisa dilakukan untuk yang terbatas jaringan akses internet,” ujar Atis, Jumat (17/7/2020).
Menyiasati hal itu, pihaknya ikut melibatkan para guru dalam memberi penugasan ke rumah setiap anak didik dengan menerapkan protokol kesehatan.
Sementara untuk siswa sekolah dasar (SD) tanggung jawabnya dibebankan kepada wali kelasnya masing-masing. Adapun metodenya dengan mengunjungi rumah dari pintu ke pintu, kemudian meluangkan waktu beberapa jam untuk memberi tugas melalui orangtua siswa.
“Orangtua juga tidak semua punya android ya, hal-hal itu lah menjadi kajian kita juga. Makanya misalkan dilakukan daring, kemungkinan ada fleksibilitas atau antara daring dan luring disandingkan. Yang bisa daring ya daring, yang bisa luring ya luring,” terangnya.
