Indonesia merupakan salah satu negara yang pernah mengalami penjajahan. Tentunya untuk merebut kemerdekaan bukanlah hal yang mudah.
Indonesia memiliki sejarah yang panjang untuk melawan penjajah dan mengusirnya dari tanah air. Seluruh rakyat di berbagai daerah memberikan aksinya untuk menyelamatkan bangsa.
Begitu pula dengan masyarakat Bali tepatnya di daerah Renon yang menyumbangkan tenaganya dalam melawan penjajah. Hingga akhirnya, untuk mengenang segala bentuk perjuangan masyarakat Renon, Profesor Ida Bagus Matra selaku Gubernur Bali pada saat itu memberikan pemikirannya untuk membangun sebuah monumen.
Bangunan yang mengandung sejarah dari perjalanan masyarakat Bali melawan penjajah ini diberi nama Monumen Bajra Sandhi atau dikenal juga sebagai Museum Bajra Sandhi. Monumen bersejarah ini memiliki filosofi hari kemerdekaan Indonesia.
Dengan adanya 17 gerbang pintu masuk untuk menuju bangunan utama, dilanjutkan dengan pilar utama yang berjumlah 8 buah, dan ketinggian monumen yang mencapai 45 meter. Bangunan yang didesain oleh arsitektur asal Bali yakni Ir. Ida bagus Gede Yadnya ini juga diresmikan oleh Presiden Indonesia yang ke-5.
Banyak wisatawan mancanegara yang menganggap bangunan ini adalah pagoda. Yakni bangunan bertingkat layaknya kuil yang umumnya ada di negara China, Jepang, dan Korea. Hal ini tidak sepenuhnya salah karena bangunan ini didesain dengan gaya arsitektur Bali serta memiliki menara yang menjulang tinggi.
Bahkan, nama dari museum ini pun memiliki makna yang kental akan kebudayaan masyarakat Bali. Nama Bajra yang memiliki arti Genta sedangkan Sandhi memiliki arti suci. Jika dilihat secara detail bangunan ini memang menyerupai Genta Suci yang berfungsi untuk pengucapan mantra oleh para pendeta ketika upacara keagamaan.
Tidak hanya itu, bangunan yang memiliki bentuk unik ini juga mengandung beberapa elemen Agama Hindu seperti Guci Amertha yang dapat dilihat dari atas dengan lambang kumbha yakni sejenis periuk.
Elemen yang kedua adalah Ekor Naga Basuki yang berada di dekat Swamba sedangkan bagian kepala berada di Kori Agung. Dilanjutkan dengan Badan Bedawang Akupa dengan perwujudan landasan monumen, elemen keempat yakni Gunung Mendara Giri dengan wujud monumen yang menjulang tinggi, serta kolam yang mengitari kawasan monumen dengan pengandaian sebagai Ksirarnawa yakni lautan susu.
Tempat ini memiliki fasilitas berupa perpustakaan yang dapat dikunjungi oleh pengunjung. Sedangkan bagian bangunan yang mengandung sejarah masyarakat Bali mulai dari masa pra sejarah, perjalanan dari berkembangnya masyarakat dan kerajaan Bali, hingga perjuangan masyarakat untuk mendapatkan kemerdekaan.
Desain eksterior yang unik disertai dengan tanaman hijau yang berada pada kawasan monumen memberikan kesan sejuk bagi para pengunjung. Oleh karena itu, tidak heran jika setiap sore kawasan ini dijadikan sebagai salah satu tempat untuk menghilangkan penat dan menyegarkan pikiran.