20.4 C
Indonesia
Saturday, September 23, 2023
spot_img

Adakan Tour Virtual, Museum Nasional Indonesia Kenalkan 5 Koleksi Peninggalan Dari Nusa Tenggara Timur

Museum Nasional atau yang banyak dikenal sebagai Museum Gajah merupakan museum arkeolog, sejarah, etnografi, dan geografi terlengkap di Indonesia.

Berlokasi di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat museum ini adalah museum terbesar di Indonesia bahkan Asia Tenggara yang didirikan pada tahun 1778 dengan jumlah koleksi yang dimiliki kurang lebih 160.000 benda peninggalan.

Bisa kalian bayangkan bukan seberapa lengkap koleksi yang dimiliki oleh Museum Nasional Indonesia? Pada beberapa kesempatan Museum Nasional kerap mengajak masyarakat untuk ikut dalam tur virtual yang diadakan dan memperkenalkan masyarakat dengan sejumlah koleksi peninggalan yang dimiliki.

Begitu pula pada TourTawa virtual satu ini, bersama Priska Baru Segu, Museum Nasional Indonesia kenalkan 5 koleksi peninggalan dari Nusa Tenggara Timur. Kira-kira ada apa saja ya?

1. Moko

Moko (Wikipedia)

Bagi masyarakat Alor, Moko atau Mako adalah pusaka berharga yang juga dianggap sebagai lambang kehormatan. Koleksi peninggalan berbahan logam perunggu atau kuningan ini dibuat dengan teknis lost-wax, berfungsi sebagai mas kawin yang jumlahnya diatur oleh adat, sebagai alat tukar, pembayaran denda adat, hingga simbol status sosial.

Moko juga dianggap sebagai benda magis dan religius, sehingga terkadang Moko ditempatkan di lokasi istimewa, yaitu di rumah para petua dan sering dihadirkan dalam pembacaan mantra serta doa.

Para ahli juga mengaitkan Moko dengan sebuah genderang logam berukuran besar yang disebut Nekara. Karena adanya kemiripan pada bentuk dan corak yang dimiliki, keduanya diperkirakan berasal dari kebudayaan Dongson di Vietnam hampir 2500 tahun lalu.

Moko lokal diproduksi dan diperjual belikan kurang lebih sekitar abad ke 18. Tak hanya digunakan sebagai alat tukar atau mas kawin saja, benda ini juga digunakan sebagai tabungan, hingga barang yang digadaikan.

2. Mamuli dan Kanatar

Mamuli dan Kanatar

Mamuli adalah sebuah perhiasan yang dipercaya mempunyai kekuatan khusus. Anting-anting khas Sumba ini memiliki bentuk menyerupai rahim yang melambangkan kesuburan dan dianggap sebagai bentuk suatu penghormatan terhadap kaum perempuan Sumba.

Perhiasan telinga ini juga diyakini berasal dari matahari, sebab dalam mitologi masyarakat Sumba, Emas dipercaya berasal dari kekuatan matahari yang menetes ke bumi.

Dalam upacara adat, Mamuli digunakan sebagai pembayaran denda adat, bekal kubur, hingga benda pusaka keluarga yang dianggap keramat. Bersama Kanatar, yaitu tali emas yang merupakan pasangannya, Mamuli juga digunakan sebagai mas kawin dalam upacara pernikahan.

Ornamen kera yang terdapat pada Mamuli, melambangkan rasa persatuan dan kesatuan serta diartikan juga sebagai lambang musyawarah dan mufakat. Selain sebagai anting, Mamuli juga digunakan sebagai liontin, bros, hingga disematkan sebagai hiasan ikat kepala.

3. Kapak Rote

Kapak Rote ( Kebudayaan Indonesia )

Atau yang biasa dikenal sebagai kapak upacara, merupakan koleksi peninggalan yang ditemukan di pulau Rote, NTT. Kapak upacara ini juga menjadi salah satu masterpiece Museum Nasional karena memiliki bentuk yang indah dan hanya satu-satunya di dunia. Karena memiliki keindahan, kapak ini diperkirakan tidak digunakan untuk kepentingan sehari-hari atau hanya digunakan untuk upacara adat saja.

Kapak Rote terbuat dari perunggu yang dicetak dengan ragam motif berupa gambar wajah atau topeng dan hiasan kepala yang diduga oleh para ahli jika motif tersebut merupakan perpaduan dari tiga kebudayaan dunia, yaitu Asiatik, Melanesia, dan Oseania.

4. Fosil Homo Floresiensis

Rekaan manusia Homo floresiensis, biasa juga disebut ‘hobbit’. Analisis DNA terbaru tidak menemukan adanya gen Homo floresiensis pada manusia kerdil yang kini hidup di Flores.(Flickr: Karen Neoh)

Dijuluki sebagai Hobit dari Flores lantaran memiliki kaki yang besar dan ukuran tubuh yang hanya sekitar 1 meter, fosil ini dulunya adalah pemburu yang hebat meski tak dapat berlari dengan lincah. Mengandalkan peralatan berburu seadanya yang terbuat dari batu, biasanya mereka berburu gajah-gajah kerdil dan tikus raksasa.

Saat diumumkan penemuannya pada 2004, ada beberapa perbedaan pendapat dari para ahli terkait manusia Flores ini. Sebagian ahli menyebutkan jika Homo Floresiensis adalah manusia modern atau paling tidak adalah Homo Erectus yang mengalami penyakit gangguan pertumbuhan atau evolusi hingga menyebabkan pengerdilan. Namun, beberapa ahli lainnya justru berpendapat jika Homo Floresiensis memanglah spesies baru yang muncul di Flores.

Dalam masyarakat Flores sendiri juga terdapat mitos mengenai Ebu gogo, yaitu makhluk kerdil dengan perut besar yang sekujur tubuhnya ditutupi rambut. Makhluk ini juga suka menirukan suara manusia, namun menurut legenda, Ebu gogo menghilang seiring dengan kedatangan bangsa Eropa di Nusantara.

5. Kain Tenun Ikat

Tenun Ikat (Travel Lounge Indonesia)

Pasti sudah pada tahu kan kalau daerah Timur Indonesia memang sangat identik dengan kain tenunnya?. Tradisi menenun sudah dilakukan oleh kaum perempuan di Flores kurang lebih sekitar abad ke 6. Menenun biasanya dikerjakan sembari merawat anak hingga  melakukan beberapa pekerjaan rumah lainnya.

Jadi, dapat dikatakan, jika tenun merupakan hasil kerja keras, ketelitian, serta kreativitas kaum perempuan di Flores. Karena memiliki proses yang rumit hingga membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk dibuat, Kain Tenun Ikat tak hanya berfungsi sebagai pelindung tubuh, tetapi juga sebagai mahar, penunjuk status sosial, alat transaksi, bentuk penghargaan pada tamu, serta penghormatan pada acara kematian.

Kain Ikat Nusantara menjadi komoditas terpopuler dalam perdagangan dunia pada abad 19 dan 20, bahkan mungkin hingga sekarang. Karena itulah, kata Ikat hingga saat ini digunakan di seluruh dunia untuk menyebut teknik pembuatan motif pada kain.

Adapun jenis Kain Tenun Ikat yang di tampilkan adalah Hinggi Kombu dari Sumba Timur dan Pou dari Rote Ndao. Selain digunakan sehari-hari, kedua ragam Kain Tenun Ikat ini juga kerap digunakan oleh para kaum bangsawan dalam berbagai upacara adat yang diadakan.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

20,753FansSuka
3,868PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Articles