Jakarta atau yang dulu dikenal dengan nama Batavia merupakan kawasan penting pada masa Hindia Belanda. Selain sebagai pusat pemerintahan, Batavia juga menjadi kawasan pemukiman orang Belanda.
Batavia juga menjadi kawasan ekonomi pada masa Hindia Belanda. Perdagangan antar bangsa terjadi di kota ini. Maka tak heran, di Jakarta kini masih dijumpai pasar-pasar yang telah ada sejak ratusan tahun lalu. Berikut daftar tiga pasar tertua seperti yang termuat pada laman Jakarta Post.
1.Pasar Tanah Abang
Sebelumnya, Pasar Tanah Abang dikenal dengan nama Pasar Sabtu. Pasar yang berada di kawasan Jakarta Pusat ini didirikan oleh seorang Dewan Hindia Belanda, Yustinus Vinck pada 1735 setelah mendapat perizinan dari Gubernur Jendral Gubernur Jenderal VOC Abraham Patras.
Sebelum menjadi pusat perbelanjaan seperti sekarang, kawasan tersebut awalnya sebuah tanah lapang yang dikenal subur. Letnan Tiongkok Phoa Beng Ham lalu mengelola tanah tersebut menjadi lading perkebunan di tahun 1648.
Kawasan Tanah Abang juga dulu dikenal sebagai wilayah yang dikelilingi pohon nabang atau pohon palem. Lambat laun pelafalan Pohon nabang berubah menjadi Tenabang atau dikenal sekarang Tanah Abang.
2.Pasar Jatinegara
Pasar Jatinegara berada di kawasan Jakarta Timur. Pasar ini pada masa Hindia Belanda merupakan kawasan yang menjadi kediaman Meester Cornelis Senen.
Ia adalah keturunan Portugis yang datang dari Banda pada abad ke-17. Pada tahun 1635 Cornelis Senen mendirikan sekolah untuk para pribumi. Karena kebaikannya tersebut, gelar meester disematkan pada namanya. Gelar meester sendiri berarti tuan guru.

Dalam versi lain, nama Jatinegara diadaptasi dari banyaknya pohon jati yang masih ditemukan di kawasan tersebut. Pada masa pendudukan Jepang, sehingga nama Meester Cornelis diganti menjadi Jatinegara.
Hingga saat ini, pengunjung Pasar Jatinegara masih dapat melihat papan nama pasar yang bertuliskan Pasar Mester.
3.Pasar Senen
Sama seperti Pasat Tanah Abang, Pasar Senen (Pasar Senin) juga merupakan rancangan Yustinus Vinck. Pasar ini didirikan tahun 1735 di atas tanah milik anggota dewan Hindia Belanda Cornelis Chastelein.
Awalnya, pasar hanya dibuka pada hari Senin. Namun lama kelamaan menjadi dibuka setiap harinya.
Kawasan sekitar Pasar Senen dikenal sebagai tempat berkumpulnya para intelektual muda, seperti Adam Malik, Chairul Saleh, Mohammad Hatta, dan mantan presiden Soekarno.